MODUL 1 PEMBELAJARAN ABAD 21
1.
Karakteristik Guru & Siswa Abad 21
Paradigma positivistik masyarakat
berkembang secara linier seiring dengan perkembangan peradaban manusia itu
sendiri yang ditopang oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat
primitif, masyarakat agraris, masyarakat industri, masyarakat informasi / abad
21 / masyarakat digital / revolusi industri 4.0. (hannover fair 2011
Industry 4.0 adalah tren
terbaru teknologi yang sedemikian rupa canggihnya, yang berpengaruh besar terhadap
proses produksi pada sektor manufaktur. Teknologi canggih tersebut termasuk
kecerdasan buatan (artificial intelligent), perdagangan elektronik, data
raksasa, teknologi finansial, ekonomi berbagi, hingga penggunaan robot.
Keterampilan abad 21 yaitu
mampu memahami dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ict
literacy skills). Pendidikan memegang peranan sangat penting dan strategis
dalam membangun masyarakat berpengetahuan yang memiliki keterampilan:
(1) melek
teknologi dan media;
(2) melakukan komunikasi efektif;
(3) berpikir kritis;
(4)
memecahkan masalah; dan
(5) berkolaborasi.
Manfaat ICT khususnya edukasi
net antara lain :
(1) memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar
alternative;
(2 ) bagi siswa dapat memperjelas materi yang telah disampaikan
oleh guru, karena disamping disertai gambar juga ada animasi menarik;
(3) cara
belajar lebih efisien;
(4) wawasan bertambah;
(5) mengetahui dan mengikuti
perkembangan materi dan info-info lain yang berhubungan dengan bidang studi;
dan
(6) membantu siswa melek ict.
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran berguna untuk
memfasilitasi pembelajaran yang berkualitas. Buku bisa digantikan dengan
teknologi. Konten pembelajaran sudah tersedia di internet. Namun, tetap ada
peran guru yang tidak bisa digantikan. Di sinilah kita harus memperkuat guru
sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk dapat memanfaatkan sumber belajar
yang beragam. Oleh karena itu, karakteristik guru dalam abad 21 antara lain:
pertama, guru disamping sebagai fasilitator, juga harus menjadi motivator
dan inspirator.
Kedua, salah satu prasyarat paling penting agar guru mampu
mentrasformasikan diri dalam era pedagogi siber atau era digital,
adalah tingginya minat baca guru. ‘masih rendah, dan bahkan kurang
memiliki motivasi membeli atau mengoleksi buku. Program sertifikasi guru, tidak
untuk meningkatkan profesionalisme guru, konsumtif
Ketiga, guru pada abad
21 harus memiliki kemampuan untuk menulis. Mempunyai minat baca tinggi saja
belum cukup bagi guru, tetapi harus memiliki keterampilan untuk menulis. Guru
juga dituntut untuk bisa menuangkan gagasan-gagasan inovatifnya dalam bentuk
buku atau karya ilmiah. Tanpa kemampuan menulis guru akan kesulitan dalam upaya
meningkatkan kredibilitasnya di hadapan murid.
Keempat, guru abad 21 harus
kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode
belajar atau mencari pemecahan masalah-masalah belajar, sehingga
meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis tik seorang guru harus mampu
menerapkan model pembelajaran misalnya yang menggunakan pola hibrida (hybrid
learning), karena proses pembelajaran dalam abad 21 tidak hanya secara
konvensional dengan tatap muka di kelas, tetapi juga secara online melalui
situs pembelajarannya. Jadi pembelajaran hibrida adalah sebuah pola
pembelajaran yang mengombinasikan pertemuan tatap muka dengan pembelajaran
berbasis online, teknologi hadir dalam proses belajar. Kelima, mampu
melakukan transformasi kultural. Karena itu transformasi mengandaikan terjadi
proses pergantian dan perubahan dari sesuai yang dianggap lama menjadi sesuatu
yang baru. Atau paling tidak mengalami penyesuaian terhadap kehadiran yang
baru. Digunakan untuk menjelaskan konsep transformasi budaya, maka mengandaikan
terjadinya proses alih ubah nilai, sikap, dan praksis dalam aktivitas
kebudayaan.
Karakteristik siswa abad 21
Mengidentifikasi ada beberapa kecakapan yang harus
dimiliki oleh generasi abad 21 mencakup nilai dan perilaku seperti rasa
keingintahuan tinggi, kepercayaan diri, dan keberanian. Keterampilan dan
kecakapan abad 21 mencakup tiga kategori utama, yaitu: 1. Keterampilan
belajar dan inovasi (berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam
komunikasi dan kreativitas kolaboratif dan inovatif).2, keahlian literasi
digital: literasi media baru dan literasi ICT 3. Kecakapan hidup dan
karir: memiliki kemamuan inisiatif yang fleksibel dan inisiatif adaptif, dan
kecakapan diri secara sosial dalam interaksi antarbudaya, kecakapan
kepemimpinan produktif dan akuntabel, serta bertanggungjawab.
Karakteristik siswa abad 21 berkaitan dengan kecakapan
hidup yang bukan saja sekadar pasif menerima begitu saja keadaan. Akan tetapi
perlu senantiasa mengambil insiatif dalam berbagai aktivitas pembelajaran,
sehingga terus adaptif dalam jarak yang relatif pendek, sehingga siswa diterpa
oleh kehadiran inovasi pendidikan melalui temuan aplikasi baru.
Siswa abad 21 juga dituntut memiliki karakter
kecakapan sosial dalam interaksi antarbudaya dan antarbangsa, karena dunia
semakin mengglobal dan menjadi satu kesatuan. Jika ingin mengembangkan berbagai
pengetahuan dan keterampilan, serta keahlian yang sesuai dengan minatnya, siswa
bisa berbagi (sharing) dengan berbagai siswa di seluruh dunia.
PERAN
TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21
Ada dua bentuk kegiatan belajar yang
dapat dilakukan dengan memanfaatkan media digital berbasis komputer diantaranya
interactive tools dan interacting with others
1) Interactive
tools atau media peralatan interaktif. Peserta
didik di era digital menggunakan perangkat nirkabel bergerak (internet) dengan
berbagai cara di dalam dan di luar aturan sekolah yaitu dengan memanfaatkan
teknologi dan media informasi internet kapanpun dan dimanapun saat diperlukan
2) Interacting
with others (berinteraksi dengan orang lain).
Penggunaan media komputer berbasis internet memudahkan siswa untuk mencari
sumber belajar dengan mudah dan cepat dimanapun dan kapanpun. Ponsel pintar (android), tablet, dan laptop
yang terhubung dengan saluran internet dapat digunakan untuk mengirim pesan
berupa video, pesan suara, dan animas
Media
digital mengembangkan dan meningkatkan kapabilitas guru untuk memenuhi berbagai
peran dan tanggungjawabnya yang berhubungan dengan menjadi seorang pendidik.
Mengemukakan beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan guru untuk menunjukkan
potensinya terkait tugas dan perannya di era digital yaitu sebagai berikut:
1. Interactive
Instruction (Pembelajaran Interaktif)
Pembelajaran ini
menunjukkan bahwa kegiatan seorang guru di era digital berisi presentasi yang
kaya akan media interaktif.
2. Personal
Response System (PRS).
Personal response
system (PRS) atau biasa disebut sebagai “Clicker.” PRS merupakan sebuah keypad
wireless (tanpa kabel) yang mentransmisikan respon dari siswa. Manfaat PRS
adalah;
1)
untuk
mengecek kehadiran/presensi siswa,
2)
untuk
mengetahui setiap respon dari siswa dalam berbagai macam keadaan,
3)
mampu
meningkatkan interaksi antara peserta didik dan guru di kelas guna menghasilkan
hasil pembelajaran yang lebih baik
3. Mobile
Assessment Tools
Sumber
komputasi seluler (mobile computing resources) memungkinkan guru untuk merekam
data assessmen siswa secara langsung dalam perangkat seluler (mobile Device)
yang mentransfer data ke komputer untuk membuat laporan. Perangkat seluler
tidak hanya menghemat waktu guru tetapi juga menyediakan pengaturan waktu dan
penilaian otomatis hasil belajar siswa.
4. Community
of Practice (Komunitas Praktik)
Guru di era digital
juga berpartisipasi dalam kegiatan community of practice (COP), dimana kelompok
guru atau pendidik yang mempunyai tujuan sama dari seluruh penjuru dunia saling
berbagi ide dan sumber daya. Interaksi berbasis internet ini memungkinkan guru
untuk berkolaborasi maupun bertukar gagasan dan materi.
Penggunaan
teknologi dan media yang efektif menuntut agar para guru lebih terorganisir di
dalam menjalankan tugas pembelajarannya. Diawali memikirkan tujuan
pembelajaran, kemudian mengubah rutinitas kelas seharihari sesuai kebutuhan,
dan akhirnya mengevaluasi untuk menentukan dampak dari instruksi yang digunakan
pada kemampuan mental, perasaan, nilai, interpersonal skill, dan keterampilan
motoric siswa.
MERANCANG
DAN MENILAI PEMBELAJARAN ABAD KE 21
Hal
penting dalam perancangan dan penilaian pembelajaran abad ke 21 mempertimbangkan pengembangan kemampuan
belajar secara berkelanjutan. Mediasi teknologi bukan berarti menghilangkan
interaksi budaya dan interaksi sosial. Media generasi baru memungkinkan dilakukannya
interaksi dalam lingkungan yang kaya. Lingkungan belajar abad 21 mengharuskan
guru untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan
berbasis teknologi dan media online digital. 4 fase dalam proses adopsi dan
adaptasi guru:
1)
Berkecimpung
(dabbling).
2)
Melakukan
hal-hal lama dengan cara lama (old things in old ways).
3)
Melakukan
hal-hal lama dengan cara-cara baru(old things in new ways).
4)
Melakukan
hal-hal baru dengan cara-cara baru (new things in new ways).
Ada
10 tipe strategi instruksional
pembelajaran yang biasa digunakan di kelas diantaranya:
- presentasi,
- demonstrasi (unjuk kerja),
- driil and practice,
- tutorial,
- diskusi,
- pembelajaran kooperatif,
- pembelajaran berbasis masalah,
- games,/permainan,
- simulasi,
- dan discovery/penemuan.
Evaluasi
untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ada bermacam-macam.
Hasil belajar siswa akan dapat diketahui secara tepat apabila guru dapat
memilih metode penilaian yang tepat pula. penilaian yang digunakan pada
pembelajaran abad 21 hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip penilaian efektif
seperti; Penilaian Autentik, penilaian portofolio, penilaian professional.
0 komentar:
Post a Comment