gambar ilustrasi [inilahkoran.com] |
Doa adalah senjatanya para Nabi, dan doa adalah sebaik-baik senjata. Doa juga merupakan otaknya ibadah. Dengan berdoa berarti telah mengakui bahwa kita adalah mahluk Allah yang lemah, yang senantiasa membutuhkan pertolongan-Nya kapanpun dan dimanapun berada.
Sebagai makhluk yang berakal, tentu kita mempunyai keinginan yang berbeda-beda dan beraneka ragam. Kebanyakan kita tentunya sering berdoa kepada Allah. Dan berharap doa yang kita panjatkan makbul (diterima oleh Allah).
Doa yang
tidak langsung dikabulkan oleh Allah, terdapat banyak kemungkinan. Mungkin
Allah akan membalasnya dengan yang dibayangkan hamba atas doanya itu sendiri,
atau kemungkinan-kemungkinan lain. Yang paling penting bagi hamba adalah
husnudh-dhan (berprasangka baik) kepada Allah.
Telah berkata Imam Wahab bin Munabbih: ” Telah sampai
berita kepada saya bahwa Nabi Musa as pernah melewati seorang pria yang sedang
berdiri, yang ia berdoa dan memohon sungguh-sungguh dalam rentang waktu yang
lama, dan Nabi Musa as terus mengamati gerak gerik orang itu.
Lalu Nabi
Musa bersabda: “Wahai Tuhanku, apakah Engkau tidak mengabulkan bagi hamba-Mu
itu?”
Lalu Allah
SWT mewahyukan kepada beliau: “Hai Musa, sesungguhnya seandainya orang itu
menangis hingga rusak jiwanya (meninggal dunia) dan ia mengangkat tangannya
hingga mencapai batas ujung langit, maka tidaklah Aku kabulkan baginya.”
Bersabda
Nabi Musa as: “Wahai Tuhanku, mengapa demikian?”
Allah
berfirman: “karena sesungguhnya didalam perutnya terdapat sesuatu yang haram,
dan di atas punggungnya terdapat sesuatu yang haram, dan di rumahnya terdapat
sesuatu yang haram”.
Dan ini
menjadi pelajaran untuk kita semua, bahwa memakan makanan yang haram. Baik
haram karena zatnya atau haram karena cara memperoleh nya (seperti riba,
mencuri, merampok, dll) akan berdampak kepada doa yang kita panjatkan tertolak
(tidak diterima oleh Allah).
***
Di kisah
yang lain, pada suatu hari pernah lewat Syeikh Ibrahim bin Adham di pasar
Bashrah (Iraq), lalu berkumpullah orang-orang menemui beliau, dan mereka
berkata: “Wahai Abu Ishaq, tidak pernah kami tidak berdoa, namun tidak pernah
dikabulkan bagi (doa-doa) kami?”.
Beliau
berkata: “Karena sesungguhnya hati kalian telah mati, dengan sebab 10 perkara,
yaitu:
1. Kalian
telah mengenal Allah, namun kalian tidak menunaikan hak-Nya.
2. Kalian
berdalih bahwa kalian mencintai Rasulullah Saw, namun kalian meninggalkan
Sunnah-sunnah Beliau.
3. Kalian
membaca Alquran, namun kalian tidak mempraktekkannya (tidak mengamalkannya).
4. Kalian
telah memakan berbagai nikmat Allah, namun kalian tidak menunaikan rasa syukur
kenikmatan itu.
5. Kalian
mengatakan sesungguhnya syaitan adalah musuh bagi kalian, namun kalian
menyesuaikan diri dengannya dan kalian tidak menentangnya.
6. Kalian
katakan sesungguhnya surga itu benar adanya, namun kalian tidak beramal
untuknya.
7. Kalian
katakan sesungguhnya neraka itu benar adanya, namun kalian tidak melarikan diri
darinya.
8. Kalian
katakan sesungguhnya kematian itu benar adanya, namun kalian tidak menyiapkan
diri untuknya.
9. Kalian
tersadar dari tidur, namun kalian menyibukkan diri dengan aib-aib orang lain,
dan melupakan aib-aib kalian.
10. Kalian
menguburkan orang-orang mati kalian, namun kalian tidak mengambil pelajaran
dengan mereka.
Dengan sebab
yang sepuluh perkara inilah hati kalian mati, dan doa kalian tidak dikabulkan
Allah SWT.
Semoga
menjadi bahan renungan kita. Berdoalah kepada Allah sebagai bukti kita tidak
sombong. Tetapi juga tidak tidak mengabaikan segala perintahnya, dan menjauhi
segala larangannya. Insya Allah doa yang kita panjatkan akan dikabulkan Allah
SWT.
0 komentar:
Post a Comment