Berbagi itu Indah, Walau Dikau Tak Menghargainya.......

Tuesday, 20 August 2019

TUGAS AKHIR MODUL 2


TUGAS AKHIR MODUL 2
Lembar Kerja


No

Komponen peta konsep


Penjelasan
1

Pengertian Ulumul hadits

Ulumul hadits adalah  ilmu-ilmu  yang  membahas  tentang  segala  yang  disandarkan kepada Nabi saw baik berupa perkataan, perbuatan dan ketetapan/persetujuan, sifat cita-cita dan lainnya.


2
Pembagian ulumul hadits dan bedakan pembagian tersebut baik sisi sasaran maupun manfaatnya
Pembagian Ulum al-Hadits
Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan hadis pada secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a.    Ilmu Hadits Riwayah
Ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang menukilkan segala apa yang disandarkan kepada Nabi SAW baik perkataan, perbuatan, taqrir, ataupun sifat tubuh anggota ataupun sifat perangai.
Faidah mempelajari ilmu riwayah untuk menghindari terjadinya salah kutip terhadap apa yang disandarkan kepada Nabi saw.
Perintis ilmu hadis riwayah yang populer dan dikenal sebagai ulama yang berhasil mengkodifikasikan hadits adalah Ibnu Shihab az-Zuhri.
b.    Ilmu Hadits Dirayah
Ilmu hadits dirayah adalah ilmu untuk mengetahui keadaan sanad dan matan dari jurusan diterima atau ditolak dan yang bersangkut paut dengan itu.
 Faidah atau signifikansi ilmu hadis dirayah adalah untuk menetapkan maqbul (diterima) dan tidaknya suatu hadits. Perintis ilmu hadis diriyah adalah para ulama ahli hadits seperti Ar-Ramahurmuzi, An-Naisaburi, Al- Asfihani, Al-Khatib Al-Baghdadi, dan lain sebagainya

3

Sejarah ulumul hadits
Sejarah Pertumbuhan dan Penghimpunan Ilmu Hadits

1.    Hadits pada masa Rasulullah Saw
Seluruh perbuatan, ucapan serta gerak-gerik Nabi dijadikan pedoman hidup bagi umatnya. Ada suatu keistimewaan pada masa ini yang membedakannya dengan masa lainnya, yaitu umat Islam dapat secara langsung memperoleh hadits dari Rasulullah SAW sebagai sumber hadits.
Ada beberapa cara yang digunakan Rasulullah SAW dalam menyampaikan hadis kepada para sahabatnya, yaitu:
·      Melalui para jamaah yang berada dipusat pembinaan atau majelis al- ilmi
·      Melalui para sahabat tertentu, kemudian mereka menyampaikannya kepada orang lain.
·      Melalui ceramah atau pidato di tempat terbuka, seperti haji wada’ dan futuh makkah.
2.      Hadits pada masa Sahabat
Periode kedua sejarah perkembangan hadits adalah masa sahabat, khususnya Khulafa  Ar-Rasyidin yaitu sekitar tahun 11 H sampai 40 H. Masa ini juga disebut masa sahabat besar. Karena pada masa ini perhatian para sahabat masih terfokus pada pemeliharaan dan penyebaran Alquran.
Hadits pada masa Abu Bakar dan Umar hanya disampaikan kepada yang memerlukan saja dan apabila perlu saja, belum bersifat pelajaran.
Perkembangan hadits dan riwayatnya terjadi pada masa Utsman dan Ali. Pada masa Utsman dan Ali hadis lebih diaplikasikan dalam kehidupan untuk menjawab    semua permasalahan dalam masyarakat dikala itu.

3.      Hadits pada masa Tabi’in
Tercatat beberapa kota sebagai pusat pembinaan dalam periwayatan hadits, sebagai tempat tujuan para tabi’in dalam mencari hadis, ialah Madinah al-Munawarah, Makkah Al- Mukaramah, Kufah, Basrah, Syam, Mesir, Maghribi dan Andalus. Intinya pada masa ini periwayatan hadis masih bersifat dari mulut ke mulut (al-Musyafahat  ), seperti seorang murid langsung memperoleh hadis dari guru dan mendengarkan langsung dari penuturan mereka, dan selanjutnya disimpan melalui  hafalan  mereka. Perbedaannya dengan periode sebelumnya adalah bahwa pada masa ini periwayatan hadits sudah semakin meluas dan banyak sehingga  dikenal dengan Iktsar al-Riwayah (pembanyakan riwayat).

4.      Masa kodifikasi (Tadwin hadits)
Yang dimaksud dengan kodifikasi Hadis atau Tadwin pada periode ini adalah kodifikasi secara resmi berdasarkan perintah kepala negara, dengan melibatkan beberapa sahabat yang ahli dibidangnya. Tidak seperti kodifikasi yang dilakukan secara perseorangan atau untuk kepentingan pribadi, sebagaimana yang terjadi pada masa Rasulullah SAW. Usaha ini dimulai ketika pemerintahan Islam dipimpin oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz (khalifah ke-8 dari kekhalifahan Bani Umayah).

4








Cabang-cabang ulumul hadits

Cabang-Cabang Ilmu Hadis

1. Ilmu Dirayah (Kaidah Hadis tentang Rawi dan Sanad)
a.      Ilmu Rijal al-Hadits
Adalah ilmu yang membahas tentang hal ihwal dan sejarah para rawi dari kalangan sahabat, tabi’in, dan atba’ al- tabi’in.
b.      Ilmu Jarh wa al- Ta’dil
Adalah ilmu tentang hal ihwal para rawi  dalam hal mencatat keaibannya dan menguji keadilannya. Ta’dil artinya menganggap adil seorang rawi yakni memuji rawi dengan sifat- sifat yang membawa maqbulnya riwayat. Adapun al-Jarh atau Tajrih artinya mencacatkan, yakni menuturkan sebab-sebab keaiban rawi. Ilmu ini berkaitan dengan hal-hal seperti bid’ah (i’tikad berlawanan dengan dasar syariat), mukhalafah (perlawanan sifat adil dan dhabith), gholath (kesalahan), jahalah al-hal  (tidak  diketahui  identitasnya),  da’wa  al-inqitha’ (mendakwa terputusnya sanad).

2.      Ilmu Riwayah (Kaidah tentang Matan)
·         Gharib al- Hadits, adalah ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan Hadis yang sukar diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.
·         Ilmu Asbab Asbab Wurud al-Hadis dan Tawarikh al-Mutun, adalah ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi saw menuturkan sabdanya dan masa-masa Nabi menuturkan. 
·         Ilmu Nasikh wa al-Mansukh, adalah ilmu yang menerangkan hadits-hadits  yang sudah dimansukhkan dan yang menasikh-annya.

1.      Ilmu dan Kaidah tentang Sanad dan Matan
·         Ilmu ‘Ilal al-Hadits, adalah ilmu yang menerangkan sebab- sebab yang tersembunyi, tidak nyata yang dapat merusakkan hadits
·         Ilmu Fan al-Mubhamat, adalah ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut di dalam matan atau di dalam sanad.
·         Ilmu al-Tashif  wa al-Tahrif,  adalah ilmu yang menerangkan Hadits-hadits yang sudah diubah titiknya (musahhaf) dan bentuknya (muharraf)”.









Share:

1 comment:

  1. Semoga berkenan untuk berbagi tugas-tugas yang lainnya bosque

    ReplyDelete

Total Pageviews

Blog Archive

Powered by Blogger.

Ikuti Berbagi Aksara di Youtube

Followers