TUGAS AKHIR MODUL 2
Lembar Kerja
No 
 | 
  
Komponen peta
  konsep 
 | 
  
Penjelasan 
 | 
 
1 
 | 
  
Pengertian Ulumul hadits  
 | 
  |
2 
 | 
  
Pembagian ulumul hadits dan bedakan
  pembagian tersebut baik sisi sasaran maupun manfaatnya  
 | 
  
Pembagian
  Ulum al-Hadits  
Ilmu-ilmu
  yang berkaitan dengan hadis pada secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu:
   
a.   
  Ilmu Hadits Riwayah  
Ilmu hadits
  riwayah adalah ilmu yang menukilkan segala apa yang disandarkan kepada Nabi
  SAW baik perkataan, perbuatan, taqrir, ataupun sifat tubuh anggota ataupun
  sifat perangai.  
Faidah mempelajari ilmu riwayah untuk
  menghindari terjadinya salah kutip terhadap apa yang disandarkan kepada Nabi
  saw.  
Perintis
  ilmu hadis riwayah yang populer dan dikenal sebagai ulama yang berhasil
  mengkodifikasikan hadits adalah Ibnu Shihab az-Zuhri. 
b.    Ilmu Hadits
  Dirayah  
Ilmu hadits
  dirayah adalah ilmu untuk mengetahui keadaan sanad dan matan dari jurusan
  diterima atau ditolak dan yang bersangkut paut dengan itu. 
 Faidah atau signifikansi ilmu
  hadis dirayah adalah untuk menetapkan maqbul (diterima) dan tidaknya suatu
  hadits. Perintis ilmu hadis diriyah adalah para ulama ahli hadits seperti Ar-Ramahurmuzi,
  An-Naisaburi, Al- Asfihani, Al-Khatib Al-Baghdadi, dan lain sebagainya 
 | 
 
3 
 | 
  
Sejarah ulumul hadits 
 | 
  
Sejarah
  Pertumbuhan dan Penghimpunan Ilmu Hadits  
1.   
  Hadits pada masa Rasulullah Saw  
Seluruh perbuatan,
  ucapan serta gerak-gerik Nabi dijadikan pedoman hidup bagi umatnya. Ada suatu
  keistimewaan pada masa ini yang membedakannya dengan masa lainnya, yaitu umat
  Islam dapat secara langsung memperoleh hadits dari Rasulullah SAW sebagai
  sumber hadits.  
Ada
  beberapa cara yang digunakan Rasulullah SAW dalam menyampaikan hadis kepada
  para sahabatnya, yaitu:  
·      Melalui
  para jamaah yang berada dipusat pembinaan atau majelis al- ilmi 
·      Melalui
  para sahabat tertentu, kemudian mereka menyampaikannya kepada orang lain.  
·      Melalui
  ceramah atau pidato di tempat terbuka, seperti haji wada’ dan futuh makkah. 
2.     
  Hadits pada masa Sahabat  
Periode kedua sejarah perkembangan hadits adalah masa sahabat,
  khususnya Khulafa  Ar-Rasyidin yaitu
  sekitar tahun 11 H sampai 40 H. Masa ini juga disebut masa sahabat besar.
  Karena pada masa ini perhatian para sahabat masih terfokus pada pemeliharaan
  dan penyebaran Alquran.  
Hadits pada masa Abu Bakar dan Umar hanya disampaikan kepada
  yang memerlukan saja dan apabila perlu saja, belum bersifat pelajaran.  
Perkembangan hadits dan riwayatnya terjadi pada masa Utsman dan
  Ali. Pada masa Utsman dan Ali hadis lebih diaplikasikan dalam kehidupan untuk
  menjawab    semua permasalahan dalam
  masyarakat dikala itu.  
3.     
  Hadits pada masa Tabi’in  
Tercatat beberapa kota sebagai pusat pembinaan dalam periwayatan
  hadits, sebagai tempat tujuan para tabi’in dalam mencari hadis, ialah Madinah
  al-Munawarah, Makkah Al- Mukaramah, Kufah, Basrah, Syam, Mesir, Maghribi dan Andalus.
  Intinya pada masa ini periwayatan hadis masih bersifat dari mulut ke mulut
  (al-Musyafahat  ), seperti seorang
  murid langsung memperoleh hadis dari guru dan mendengarkan langsung dari
  penuturan mereka, dan selanjutnya disimpan melalui  hafalan 
  mereka. Perbedaannya dengan periode sebelumnya adalah bahwa pada masa
  ini periwayatan hadits sudah semakin meluas dan banyak sehingga  dikenal dengan Iktsar al-Riwayah
  (pembanyakan riwayat).  
4.     
  Masa kodifikasi (Tadwin hadits)  
Yang dimaksud dengan kodifikasi Hadis atau Tadwin pada periode
  ini adalah kodifikasi secara resmi berdasarkan perintah kepala negara, dengan
  melibatkan beberapa sahabat yang ahli dibidangnya. Tidak seperti kodifikasi
  yang dilakukan secara perseorangan atau untuk kepentingan pribadi,
  sebagaimana yang terjadi pada masa Rasulullah SAW. Usaha ini dimulai ketika
  pemerintahan Islam dipimpin oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz (khalifah ke-8
  dari kekhalifahan Bani Umayah).  
 | 
 
4 
 | 
  
Cabang-cabang ulumul hadits  
 | 
  
Cabang-Cabang
  Ilmu Hadis 
1. Ilmu Dirayah
  (Kaidah Hadis tentang Rawi dan Sanad) 
a.     
  Ilmu Rijal al-Hadits  
Adalah ilmu
  yang membahas tentang hal ihwal dan sejarah para rawi dari kalangan sahabat,
  tabi’in, dan atba’ al- tabi’in.  
b.     
  Ilmu Jarh wa al- Ta’dil  
Adalah ilmu
  tentang hal ihwal para rawi  dalam hal
  mencatat keaibannya dan menguji keadilannya. Ta’dil artinya menganggap adil
  seorang rawi yakni memuji rawi dengan sifat- sifat yang membawa maqbulnya
  riwayat. Adapun al-Jarh atau Tajrih artinya mencacatkan, yakni menuturkan
  sebab-sebab keaiban rawi. Ilmu ini berkaitan dengan hal-hal seperti bid’ah
  (i’tikad berlawanan dengan dasar syariat), mukhalafah (perlawanan sifat adil
  dan dhabith), gholath (kesalahan), jahalah al-hal  (tidak 
  diketahui  identitasnya),  da’wa 
  al-inqitha’ (mendakwa terputusnya sanad).  
2.     
  Ilmu Riwayah (Kaidah tentang
  Matan) 
·        
  Gharib al- Hadits, adalah ilmu yang
  menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan Hadis yang sukar
  diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.  
·        
  Ilmu Asbab Asbab Wurud al-Hadis dan Tawarikh
  al-Mutun, adalah ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi saw menuturkan
  sabdanya dan masa-masa Nabi menuturkan. 
   
·        
  Ilmu Nasikh wa al-Mansukh, adalah ilmu yang
  menerangkan hadits-hadits  yang sudah dimansukhkan
  dan yang menasikh-annya. 
1.     
  Ilmu dan Kaidah tentang Sanad
  dan Matan 
·        
  Ilmu ‘Ilal al-Hadits, adalah ilmu yang
  menerangkan sebab- sebab yang tersembunyi, tidak nyata yang dapat merusakkan
  hadits 
·        
  Ilmu Fan al-Mubhamat, adalah ilmu untuk
  mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut di dalam matan atau di dalam
  sanad.  
·        
  Ilmu al-Tashif  wa al-Tahrif,  adalah ilmu yang menerangkan Hadits-hadits
  yang sudah diubah titiknya (musahhaf) dan bentuknya (muharraf)”.  
 | 
 







Semoga berkenan untuk berbagi tugas-tugas yang lainnya bosque
ReplyDelete