Shalat Sunnah tarawih adalah shalat sunnah yang sangat
dianjurkan yaitu sunnah muakkad. Shalat tarawih hanya dikhususkan dikerjakan pada
malam-malam di bulan Ramadhan, tidak dibulan lain selain Ramadhan. Apabila kita
hendak mengerjakannya, boleh dikerjakan secara munfarid (sendiri) ataupun boleh dikerjakan secara berjamaah
9ramai-ramai).
Dinamakan Tarawih karena saat pelaksanaannya
banyak istirahat. Dan memang didalamnya banyak dilakukan istirahat yang
diselingi dengan shalawat-shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW.
Waktu Pelaksanaan Shalat Sunnah Tarawih
Waktu Pelaksanaan Shalat Tarawih dilakukan sesudah shalat ‘isya
sampai waktu fajar. Menurut mazhab Imam Syafii, dan bahkan oleh tiga mazhab
ahlussunnah lainnya ( Imam Maliki, Imam Hambali, dan Imam Hanafi), bahwa
bilangan rakaat shalat sunnah tarawih adalah 20 rakaat, dan ini sesuai dengan
ijma’ shahabat Rasulullah SAW yang wajib kita ikuti.
Cara Mengerjakannya
Setiap 2 (dua) rakaat diakhiri dengan salam. Berarti 20 rakaat dengan 10 kali salam. Setelah selesai shalat sunnah tarawih (selesai 20 rakaat), hendaklah ditutup dengan mengerjakan shalat sunnah witir. Sekurang-kurangnya shalat sunnah witir adalah satu rakaat, tapi kebanyakan orang (mayoritas) mengerjakannyadengan 3 rakaatdengan dua salah (2 rakaat diakhiri salam, dan dilanjutkan satu rakaat lagi dan diakhiri salam).
Setiap 2 (dua) rakaat diakhiri dengan salam. Berarti 20 rakaat dengan 10 kali salam. Setelah selesai shalat sunnah tarawih (selesai 20 rakaat), hendaklah ditutup dengan mengerjakan shalat sunnah witir. Sekurang-kurangnya shalat sunnah witir adalah satu rakaat, tapi kebanyakan orang (mayoritas) mengerjakannyadengan 3 rakaatdengan dua salah (2 rakaat diakhiri salam, dan dilanjutkan satu rakaat lagi dan diakhiri salam).
Lafaz Niat Shala Tarawih:
أُصَلِّ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْـنِ مُسْتَقْبِلَ
الْقِبْلَةِ (اِمَامًا / مَأْمُوْمًا ) لِلّهِ تَعَالَى
(Ushalli Sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati
(imaaman/makmuuman) lillaahi ta’aala)
“Sengaja Aku Shalat Sunnah Tarawih dua rakaat menghadap
kiblat (imam/makmum) karena Allah Ta’alaa”.
0 komentar:
Post a Comment