Belajar dari Seorang Nenek pengutip sampah
Gambar Ilustrasi| jendeladesa.id
kisah ini adalah kisah nyata yang penulis lihat dengan mata kepala penulis sendiri, Pelajaran yang sangat berharga yang penulis dapat. Semangatnya, kegigihannya demi sebuah tanggung jawab. Sosok pahlawan ini walaupun umurnya yang sudah mulai dimakan usia, dia terus
berusaha untuk mencari nafkah seorang diri, yang hasil jerih payahnya diberikan
kepada keluarganya (read:anaknya). Baginya usia bukanlah masalah, tetapi yang yang bermasalah adalah disaat kita tak
malu mengemis kepada orang lain tanpa berusaha mencari jalan yang lebih baik
dari pekerjaan mengemis.
Sosok yang
satu ini begitu menginspirasi siapapun yang melihatnya, tak terkecuali saya. Bahkan
anak didik saya ikut terharu dan merasa iba disaat mereka menyaksikan apa yang dilakukan nenek
ini, sehingga mereka ikut membantu semampunya mengutip sampah yang bisa dijual
untuk keperluan nenek tersebut,
Keharuan
anak didik saya tidak hanya sampai di situ, sebagian mereka juga menyisihkan sedikit uang jajan mereka untuk membeli air dan makanan
untuk diberikan kepada nenek tersebut, sebagai seorang anak yang mempunyai
orang tua mereka juga ikut merasa sedih, dan teringat bagaimana seandainya nenek tersebut
berstatus sebagai orang tua mereka, berstatus ibu mereka, sungguh terharu!
Tapi apa
hendak dikata, menjadi seorang kuli sampah sudah menjadi hal biasa bagi sosok
gadis perawan era 45-an ini. Sampah di matanya bak mutiara di dasar laut yang
semua orang ingin menguasainya. Baginya, sampah sudah menjadi makanan pokok
yang dilahapnya setiap hari.
Namun Tidak
jarang, terkadang disaat hasil yang dikumpulkan sudah membuatnya tersenyum,
tiba-tiba beberapa jam kemudian raut mukanya berubah 180 derajat. Senyum
sumringah berubah menjadi tangisan kesedihan. bagaimana tidak? Terkadang
tubuhnya yang lemah tak mampu menjinjing hasil jerih payahnya, sehingga sampah
yang telah dikumpulkannya, ia letakkan ditempat-tempat tertentu. Dan berusaha
mencari lagi untuk mendapat hasil yang memuaskan. Tapi apa yang terjadi??
sampah bak mutiara itu dibawa kabur oleh OTK. Sebuah perjuangan yang panjang
dan mengharukan.
Akhirnya ia tanpa merasa putus asa ‘terpaksa’ kembali mencari sampah yang lain. Dari satu tempat berpindah ketempat yang lain. Begitulah saban hari yang dia kerjakan demi menghidupi keluarga dan buah hatinya.
Akhirnya ia tanpa merasa putus asa ‘terpaksa’ kembali mencari sampah yang lain. Dari satu tempat berpindah ketempat yang lain. Begitulah saban hari yang dia kerjakan demi menghidupi keluarga dan buah hatinya.
Sebuah
pelajaran berharga bagi kita pemuda-pemudi. Seorang nenek tua renta saja
mau berusaha mencari nafkah, dan malu untuk mengemis, tidak kenal lelah. Toh, kita
yang masih muda ini masih malas berusaha? RENUNGKAN!!!! (ZBA)
0 komentar:
Post a Comment