Lalu dia menghampiri guru tersebut, dan menyalami gurunya dengan penuh penghormatan, seraya berkata:
"Assalamu'alaikum, Masih ingat saya kan, pak?”
Gurunya menjawab, “Wa'alaikumussalam, wah maaf, tidak ingat tuh."
Murid itu bertanya keheranan, "Masa sih, Bapak gk ingat saya."
"Saya kan... murid yang dulu pernah mencuri jam tangan punya salah seorang teman saya di kelas."
"Ketika itu, anak yang kehilangan jam itu menangis, dan Bapak menyuruh kita yang di kelas itu untuk berdiri semua, karena akan dilakukan penggeledahan saku murid semuanya."
"Saat itu saya berpikir, bahwa saya akan dipermalukan dihadapan para murid dan para guru, dan akan menjadi tumpahan ejekan dan hinaan, sehingga mereka akan memberikan gelar kepada saya: "sang pencuri" dan harga diri saya pasti akan hancur, selama hidup saya."
"Bapak menyuruh kami berdiri menghadap tembok dan menutup mata kami semua."
"Bapak yang menggeledah kantong kami, dan ketika tiba giliran saya, Bapak ambil jam tangan itu dari kantong saya, dan Bapak lanjutkan penggeledahan sampai murid terakhir."
"Setelah selesai, Bapak kembali menyuruh kami membuka penutup mata, dan kembali ke tempat duduk masing-masing."
"Saya takut Bapak akan mempermalukan saya di depan murid murid lain yang semuanya teman teman saya."
BACA JUGA: KISAH NYATA | Belajar dari Seorang Nenek Pengutip Sampah"Bapak tunjukkan jam tangan bermerek itu dan Bapak berikan kepada pemiliknya, tanpa menyebutkan siapa yang mencurinya."
"dan yang diluar perkiraan saya, selama saya belajar di sekolah itu, Bapak tidak pernah bicara sepatah kata pun tentang kasus jam tangan itu, dan tidak ada seorang pun guru maupun murid yang bicara tentang pencurian jam tangan itu."
"Bapak masih ingat saya kan pak?"
"Bagaimana mungkin Bapak tidak mengingat saya dengan kejadian itu??"
"Saya adalah murid Bapak, dan cerita itu adalah cerita pedih yang tak akan pernah terlupakan selama hidup saya."
"Saya sangat mengagumi Bapak. Sejak peristiwa itu saya berubah menjadi orang yang baik dan benar hingga sekarang saya jadi orang sukses.
Saya mencontoh semua akhlak dan sikap, juga perilaku Bapak."
Sang Guru itu pun menjawab,
"Sungguh Saya tidak mengingatmu, karena pada saat menggeledah itu, Saya sengaja menutup mata saya, agar tidak mengenalmu."
"Karena saya tidak ingin merasa kecewa atas perbuatan salah satu murid saya, saya sangat mencintai semua murid-murid, karena bisa jadi merekalah yang akan menarik saya kedalam syurga kelak.#
Mari mengambil pelajaran dari kisah ini. Keteladan guru terbaik, kawan!
BACA JUGA: DAHSYAT!!! HAdapi Masalah dengan Senyuman
0 komentar:
Post a Comment